walk 2 work (w2w)
Blog ini saya buat terinsiprasi karena ingin menurunkan berat badan secara sehat tidak instan. Beragam ide bermunculan dalam benak saya, namun karena kendala waktu, dan upacara bilas yang tidak memungkinkan membuat saya memilih alternatif ini. Targetnya setiap hari adalah stabil atau diusahakan menambah jarak tempuh berjalan. Agar nyaman, gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak tergesa-gesa
Tuesday, May 13, 2014
Sunday, May 1, 2011
lama bukan kura-kura
Percuma saja kalau kita jalan adat berlari secara cepat tapi sebentar,
yang dibutuhkan adalah intensitas yang cukup lama
sehingga tercapai waktu olahraga 45 sd 60 menit
jalan kaki , murah, mudah menyehatkan
Selain itu jalan kaki adalah olahraga murah yang tidak memberatkan, karena bisa dilakukan dalam aktivitas kita baik sebagai pekerja kantor maupun ibu rumah tangga. Waktu berjalan kaki juga dapat kita atur.
Sesuai dengan saran dokter saya, dokter Samuel, olahraga dilakukan perharinya 45 sd 60 menit. Disela-sela kesibukan itu saya mencoba menyelipkan jadwal olahraga melalui jalan kaki. Seperti saat harus pergi ke kampus, saya sempatkan 30 menit berjalan non stop. karena menurut dokter lemak akan terbakar di 30 menit dengan gerakan 30 menit non stop.
saat ini dari desember kira -kira sampai bulan april ini sduah 10 kilo, taerget saya 15 kilo lagi....
mudah2an bisa.
semangat!
Sunday, December 26, 2010
SESUATU YANG TIDAK DIPEROLEH INSTAN LEBIH ABADI HASILNYA
tapi jangan cepat puas dengan hasil yang telah kita lakukan.
Desember awal saya berjalan keliling monas satu lap,
minggu kemarin meningkat jadi tiga lap.
Tapi karena liburan saya sempat berhenti.
Mulai minggu ini, saya bertekad memulai lagi.
Oya perubahan yang saya alami.
Saya tidak terengah2 lagi ketika naik tangga,
dan tidak lagi mengalami gangguan pernafasan.
Lebih fresh, dan
saya yakin dapat menurunkan berat badan
jika olahraga ini saya lakukan lebih teratur
Sunday, December 5, 2010
seminggu olahraga turun empat kilo
Tuesday, August 31, 2010
Efek Berjalan Kaki
STUDI dan Penelitian dari beberapa ilmu kedokteran dalam beberapa tahun terakhir ini semakin mengukuhkan bahwa berjalan tergopoh-gopoh dan bukan jalan santai memang memberi banyak manfaat bagi kesehatan kita. Inilah sembilan manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas jalan kaki
- Serangan Jantung. Pertama-tama tentu menekan risiko serangan jantung. Kita tahu otot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya makan) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti. Untuk itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang lebih deras dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup.
Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang.
Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki tergopoh-gopoh tercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggal separuhnya.
- Stroke. Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh-gopoh terhadap stroke pengaruhnya belum senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapa studi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita yang lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kaki setiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Salah satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, risiko mereka terserang stroke menurun duapertiga.
- Berat badan stabil. Ternyata dengan membiasakan berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang mungkin ada akan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat badan tidak terjadi.
- Menurunkan berat badan. Ya, selain berat badan dipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisa diturunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu secara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar bila rajin melakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.
- Mencegah kencing manis. Ya, dengan membiasakan berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases).
Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perlu minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat antidiabetes.
- Mencegah osteoporosis. Betul. Dengan gerak badan dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badan diperlukan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis.
Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang.
- Meredakan encok lutut. Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut (osteoarthiris). Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri.
Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah seperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan yang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk.
Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal berperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti sendi tetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalu mencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada mereka yang berisiko terkena gangguan sendi.
Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan kegiatan berjalan kaki, bisa jadi lantaran keliru memilih jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerek menentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki. Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah sekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akibat beban dan goncangan yang harus dipikul oleh sendi.
- (Depresi. Ternyata bergerak badan dengan berjalan kaki cepat juga membantu pasien dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat antidepresan yang harus diminum rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun.
- Kanker juga dapat dibatalkan muncul bila kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara.
Nah, jadi dengan berjalan kaki dapat membantu menyembuhkan berbagai ragam penyakit, so selain berjalan kaki itu menyehatkan, kita juga mengurangi polusi udara, xixixixi, tapi kalo seandainya jauh naik kendaraan juga boleh, hehehe, selamat mencoba..
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/efek-berjalan-kaki/
Jalan kaki sudah seminggu!
Saat ini aku sudah jalan kaki seminggu ini
walaupun naik busway, maupun naik mobil,
aku usahakan jalan kaki sejauh mungkin
jelan di mal juga gitu usahakan muter2 dulu sekalian cuci mata
aku ga nimbang dulu
menurut buku yang kubaca menimbang tidak memberikan keakuratan penurunan bb
yang penting adalah perubahan ukuran
seragamku sudah mulai kebesaran deh
padahal baru dua minggu lalu buat di tukang jahit top langgganan suami ku
Menurut buku sepuluh cara cepat menurunkan bb,
jalan itu paling efektif
memang di tiga puluh menit pertama untuk minggu awal akan terasa berat
pada awal yang terbakar adalah kalori
untuk sebulan kemudian yang terbakar adalah LEMAK
oleh karena tubuh sudah mulai menyesuaikan sehingga metabolisme meningkat
yang penting program ini bisa membuatku turun bb sehat
tadi aku jalan lumayan dari BI ke DPRD
nah menurut buku itu, sebaiknya setiap hari aktivitas meningkat misal jalan tiga puluh menit kemudian meningkat terus lima menit setiap harinya
o ya aktivitas tidak boleh sama
setiap waktu harus kombinasi
agar tidak terjadi stagnasi
lumayan juga..mudah2an tetap semangat!